castle

castle
every step in your life is a process of goal achievement. It's my life, it's my inspiration

Antah-berantahku

Selasa, 04 Juni 2013

Lagi-Lagi Cinta. Surat Cinta Lagi. Sepertinya Aku Jatuh Cinta, LAGI???

Cerita cinta yang terpendam sekian lama..

Sepertinya Aku Jatuh Cinta ‘lagi’

Aku termenung dibawah mentari, diantara megahnya alam ini. Menikmati indahnya kasihMU, kurasakan damainya hatiku.
SabdaMU bagai air yang mengalir, basahi panas terik dihatiku. Menerangi semua jalanku, kurasakan tentramnya hatiku.
Jangan biarkan damai ini pergi, jangan biarkan semuanya berlalu. Hanya padamu Tuhan tempatku berteduh dari semua kepalsuan dunia..
Bilaku jauh dari diriMu, akan ku tempuh semua perjalanan, agar selalu ada dekat MU biarku rasakan lembutnya kasiMU

Entah kenapa aku begitu menyukai lagu itu, suka sekali. Isinya ‘lirik dan syairnya’ merupakan tanda rasa syukur seorang hamba terhadap penciptanya, seorang hamba yang mendamba ketenangan yang hanya didapat dari Tuhan saja.

Ada sesuatu yang tak terungkap dalam hati ini. Semacam rasa bahagia, ya bahagia. Apa yang membuatku bahagia?? Entahlah, kadang aku merasa kita tak perlu banyak alasan untuk bahagia. Mungkin karna Allah menginginkan kita untuk bahagia *alasanyangtakperlubanyakberpikir. Mungkin juga karena rasa syukur kita terhadapa apa yang telah Allah berikan.

Hmmmm, curhat ni. Semoga tidak ada niatan-niatan lain dibalik curhat ini.
A’udzubillahiminassyaitanirrajim, Bismillahhirrahmanirrahim..
Akhir-akhir ini, tepatnya bulan ini september ini hari yang aku jalani random, sangat random.
Mendapat amanah menjadi seorang pemimpin kecil yang bukan hanya memimpin diri sendiri itu rasanya luar biasa, Subhanallah. Ada banyak ladang yang bisa digarap menjadi pahala disana jika kau siap. Ya, hanya jika kau siap.

Kenapa tidak, sejak mendapat amanah ini untuk pertama kalinya ada perasaan-perasaan yang tak terlukiskan dalam segumpah darah disana. Terharu karena dipercaya, bahagia karna kesempatan ini mungkin bisa didapatkan oleh semua orang tapi dari semua orang yang mungkin dirikulah yang mendapat kesempatan sebenarnya.
Takut, takut tidak bisa menjalankan amanah ini dengan baik, cemas dan merasa tak pantas, ya tak pantas. Aku ini siapa sampai-sampai berani mengemban amanah ini? Pemahaman agama yang masih begitu-begitu saja, amalan yaumi yang juga begitu-begitu saja, masih labil, tak berpengalaman, apalagi mengingat-ingat orang yang mengemban amanah ini sebelumnya merupakan orang-orang yang Subhanallah menurut penilaianku sabarnya, pemahamannya

terhadap agama, kepeduliannya, dan lain-lainnya yang belum kumiliki.

Pantaskah??

Semua itu menjadi momok tersendiri dalam batin. Berbagai pertanyaan timbul tenggelam, dukungan, doa, dorongan, datang beriringan dengan keragu-raguan.

Ragu-ragu itu sikapnya syetan heiiii, putuskan!!

Seseorang pernah bercerita padaku tentang seseorang yang mendapat amanah yang sama dan merasa tak mampu, ada satu pertanyaan yang akhirnya menguatkan,  “tanya pada dirimu, ingin menjadi orang yang menggantikan? Atau orang yang tergantikan?”
Selama bisa menggantikan untuk hal yang baik mengapa harus digantikan? Merasa tak mampu karna belum mencoba itu bukanlah sikap seorang muslimah. Lagipula Allah itu Maha Kuat, dia pasti akan menguatkan orang-orang yang berjalan di jalanNya dan menegakkan agamaNya.
Ketemu satu alasan kenapa aku harus menerima amanah ini. Aku tak ingin menjadi orang yang tergantikan dalam kebaikan.

Entah sudah berapa tahun yang lalu (kalau tidak salah tanggal 9 september 2010)  dalam sebuah LDKO (Latihan Dasar Kepemimpinan dan Organisasi) di sebuah mesjid di seputaran lapangan golf yang ada di Jatinangor seseorang menyampaikan suatu tausiah yang sampai saat ini selalu mendorong saya untuk berbuat lebih. Orang itu bilang “Saat kita mencoba untuk memperbaiki orang lain, insyalh Allah akan memperbaiki kita”. Subhanallah kalau amanah ini membuatku bisa berbuat banyak untuk orang, kenapa tidak saya terima?
Alasan kedua. Aku memang belum baik tapi semoga dengan amanah ini aku bisa menjadi orang yang lebih baik.
Hmmm.. dan dulu aku pernah bertekad dalam dekapan hutan pinus dan gerimis subuh bahwa akan bersungsuh-sungguh di jalan ini.
Semoga apapun alasan aku menerima amanah ini semua bermuara hanya karena Allah. Berbuat baik demi Allah dan menjadi lebih baikpun demi Allah pula.


Beberapa bulan mengemban amanah, rasanyaaaaaaa.. bagaimana cara melukiskannya ya??

Awalnyanya merasa tak percaya diri, sebelumnya belum pernah memimpin selain memimpin diri sendiri *cumawaktuSMPpernahjadiketuakelas,udahitudoang. Ya Canggung.
Tiba-tiba sistem berubah, tidak hanya untuk amanah yang disini, amanah dibidang lainpun begitu. Allah, sistem lama pun rasanya masih belum bisa kusentuh kini harus berganti sistem baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan kau lah orang pertama, generasi pertama yang harus melakukannya. Allaahhhhh..

Khawatir dalam ke-baru-an begitulah aku saat itu. Sekali lagi ini membuatku merasakan rasa yang tak bisa aku jelaskan, khawatir yang tak tahu lagi bagaimana wujud kekhawatiran itu, cemas, futur, membuatku ingin lari. Ya lari sejauh mungkin dari amanah ini, meninggalkannya, melemparnya pada orang lain yang tak bersalah. Innalillahi, semoga Allah maafkan aku dan sikap takbertanggungjawabku

Memang Allah Maha Baik yang memberikan kesempatan untuk memperbaiki semua ketidakbertanggungjawaban itu.
Memang Allah Maha Baik yang membolak balikkan hati, yang melembutkannya, dan menuntunnya kembali.
Memang Allah Maha Baik yang selalu punya skenario yang indah dibalik sukses atau gagalnya semua rencana.

Beres flashback yang sudah jauh, kembali lagi pada kebahagiaan yang tak perlu alasan..
Akhirnya minggu lalu aku kembali diberikan pemahaman oleh Allah yang Maha Baik, ini amanahku,  amanah ini berurusan dengan umat. Mengabaikan amanah ini sama artinya dengan mengabaikan umat *lebaydikittapiiniserius.
Alhamdulillah, tidak semua hal berjalan dengan lancar. Alhamdulillah kekacauan terjadi disana-sini, Alhamdulillah semuanya random.
Taklim Super Mentoring Masa Bimbingan Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. 900-an orang Mahasiswa baru, 810-an orang mahasiswa baru muslim, 18 kelas dan artinya 18 pembicara.

Ga tau kenapa masih ada yang namanya miss communication di kampus Fakultas Ilmu Komunikasi yang selalu bangga dengan slogan ciptaan Laswell ‘we can not not communicated’ yang terpampang dibeberapa sudut tempat dikampus ini.
Apa karna hanya terpampang disudut makanya slogan yang begitu indah ini sepertinya hanya menjadi kata-kata tak bernyawa?

Anggaplah semua kekacauan ini adalah salah komunikasi atau orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut padahal tema taklim hari itu adalah tentang komunikasi. Zzzzz
Tapi Allah tak akan membiarkkan hamba-hambanya terlantar tanpa hikmah. Maba-maba pergi, kelas kosong, pembicara ada yang mendadak tidak bisa hadir. Allahhhh semua kacau balau ini membuatku setengah bingung.
Mulailah jadi orang sedikit otoriter, perintah sana, perintah sini, tunjuk sana, tunjuk sini, kamu begini dan kamu begini. Sampai satu titik acara selesai. Dan jreng jrenggggg.. Apa hikmah dibalik semua ini??

Allah sedang menguji kesabaran, Allah sedang menguji keikhlasan, Allah sedang menguji keimanan, Allah sedang menguji kepemimpinan, Allah sedang menguji tangnggungjawabmu, tanggungjawabku yang pernah aku gadaikan.

Yang selalu aku katakan pada orang yang curhat atau bercerita tentang masalahnya tentang kesedihannya padaku “tidak ada kenaikan jika tidak ada ujian! Tidak dinyatakan beriman sebelum menerima ujian!”

Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan 'kami beriman' sedang mereka tidak di uji lagi?” (QS. Al Ankaabut: 2-3).
Itulah yang kini aku katakan pada diriku sendiri. Tak tahu ini ujian apa teguran Allah untukku. Apapun itu semoga membuat semua yang terlibat didalamnya menjadi sesuatu yang lebih baik dan semakin baik.
Dan perlu digaris bawahi, semua ke-random-an ini entahlah mungkin kekacauan ini tak cukup ampuh membuatku jera.

Aku bahagia, ya sangat bahagia. Rasanya ingin selalu tersenyum, ingin lagi dan lagi. Bukan, bukan semua ke-random-an ini yang membuat aku bahagia, sama sekali bukan. Apa kau harus bahagia dengan kekacauan yang terjadi?? Sekali lagi bukan tentang ke-random-an, tapi semua prosess dalam ke-random-an.
Proses kembalinya aku, proses pencarian hikmah, proses perbaikan diri. Dan sekali lagi *akurasasudahterlalubanyakkatasekalilagi aku bahagia dan ingin terus tersenyum.

Entahlah, mungkin aku sedang jatuh cinta. Jatuh sekali lagi dalam kecintaan. Pada Amanah ini, pada Allah yang menitipkan amanah ini.
Ya cinta membuat semuanya menjadi mudah walaupun kau harus menyerahkan seluruh hidupmu, menguras seluruh keringat dan airmatamu, cinta membuatmu bahagia bahkan ketika kita lelah dan random.
Cinta yang membuatku ingin lagi dan lagi, berbuat lebih dan lebih.

Semoga Allah menyempatkan, menyampaikan, dan menguatkan aku dalam mencintaiNya dan amanah ini :)

Semoga lelah tak cukup kuat untuk membuat kita berhenti melangkah. Allah jangan biarkan damai ini pergi :)


Semoga nanti akan ada lagi sebuah tulisan betapa aku merindukan semua kerandoman ini J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar