Selasa, 6 Desember 2011 (23:39)
@ my little green room
Banyak hal-hal kecil yang kadang tanpa kita sadari hal itu begitu penuh hikmah. Agenda buka puasa biasa yang istimewa.
Kemarin (senin, 5 desember 2011) aku, Lenny, dan Desi buka puasa di foodcourt Jatinangor town square, sebut saja Jatos. Tiga mahasiswi diawal bulan dengan kantong yang masih cukup tebal dibanding minggu sebelumnya.
Aku dan cerita antah-berantah ku. Tentang perjalanan pergi dan kembali, tentang negeri tak dikenal, dan dongeng sang putri dalam pencarian hikmahnya :) Share imagination
castle
Halaman
Antah-berantahku
- Artikel (3)
- Diary (8)
- Everlasting Love (4)
- serbu-serba-serbi (3)
- Story (10)
- Tugas On Duty (1)
Minggu, 18 Desember 2011
Senin, 20 Juni 2011
Feature Sejarah: Menara Loji ‘yang Merana’, Saksi Bisu Perjalanan Sejarah yang ‘terlupakan’ atau ‘sengaja dilupakan’
Mungkin tidak banyak orang tahu atau ingin mencari tahu tentang situs sejarah yang satu ini, sebuah menara yang memprihatikan. Jika kita melalui kawasan kampus Universitas Winaya Mukti (UNWIM) yang kini telah berganti kepemilikan menjadi milik Institut Teknologi Bandung (ITB) menuju ke arah Bumi Perkemahan Kiara Payung, disisi kiri jalan depan gedung PMI kita akan menemukan sebuah menara tua bercat putih yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan Menara Jam atau Menara Loji.
Berkaca dan berkata ‘Aku sudah dewasa’ dan kau pun juga telah beranjak
Kemarin masih ku saksikan aku berlari-lari riang ditengah hujan, bersama kalian berdua merayu sang mama, menggoda bapak dengan kegombalan gila kita.
Kita berkisah, duduk dirumput manila tajam yang setiap hari kita sapa, menghadang rintik-rintik lembut air langit. Berpandangan dan tersenyum. Semua ledekan, semua kejailan disore yang basah itu, tersimpan rapih dalam memori.
Balik lagi ketahun-tahun belakang. Kita hanya berdua saja saat itu. Duduk diayunan biru memandang rumput manila yang mengering sedih. Kau memandangku dengan polosnya, penuh heran dan bertanya
Kita berkisah, duduk dirumput manila tajam yang setiap hari kita sapa, menghadang rintik-rintik lembut air langit. Berpandangan dan tersenyum. Semua ledekan, semua kejailan disore yang basah itu, tersimpan rapih dalam memori.
Balik lagi ketahun-tahun belakang. Kita hanya berdua saja saat itu. Duduk diayunan biru memandang rumput manila yang mengering sedih. Kau memandangku dengan polosnya, penuh heran dan bertanya
Minggu, 19 Juni 2011
Sepanjang Kacang Panjang. Mizan Penuh Cinta :)
Tu wa ga pat.. Bolang si bolang.. si bocah petualang.. kuat kakinya sperti kaki kijang hap.hap.hap.hap.hap.hap.happpppp
Perjalanan ini panjang.. panjang. Panjanggggggg sepanjang kacang panjang.
Perjalanan ini panjang.. panjang. Panjanggggggg sepanjang kacang panjang.
Langganan:
Postingan (Atom)